Jumat, 04 November 2011

Tipe - Tipe Kepemimpinan


TIPE – TIPE KEPEMIMPINAN

Suatu organisasi akan berjalan dengan baik apabila telah menjalankan  komponen-komponen organisasi secara sistematis dan antara komponen tersebut saling bekerjasama dan bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing, dimulai dari pimpinan sampai kepada unsur anggota pendukungnya. Namun keberhasilan sebuah organisasi ditentukan oleh seorang pemimpin yang akan membawa kearah mana organissasi akan d bawa . Dalam organisasi polri pada khususnya Visi dan Misi akan ditentukan oleh seorang pimpinan yang memiliki jiwa kepemimpinan dimana kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi  orang lain sehingga mau melakukan hal-hal yang diinginkan pimpinan meskipun secara pribadi mungkin tidak disenangi.

Tipe- tipe Kepemimpinan:

1.        Tipe Otokratik:
Manajer tipe otokratik akan bertindak sendiri dalam pengambilan keputusan dan para bawahannya hanya bertindak sebagai pelaksana karena tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Hubungan dengan bawahan biasanya menggunakan pendekatan formal berdasarkan kedudukan dan statusnya. Seorang pemimpin yang bergaya otokratik biasanya berorientasi pada kekuasaan, bukan berorientasi relasional. Dapat disimpulkan bahwa gaya otokratik bukan yang didambakan oleh para bawahan dalam mengelola suatu organisasi karena unsur manusia sering diabaikan.Jenis kekuasaan yang cenderung digunakan adalah kekuasaan berdasarkan status atau kedudukan yaitu kekuasaan sah dan kekuasaan paksaan.



2.        Tipe Paternalistik:
Seorang pimpinan yang paternalistic dalam menjalankan organisasi menunjukkan kecenderungan- kecenderungan sebagai berikut:
a.         Dalam hal pengambilan keputusan kecenderungannya ialah menggunakan cara pengambilan keputusan sendiri, kemudian menjual kepada bawahannya tanpa melibatkan para bawahan dalam pengambilan keputusan.
b.        Hubungan dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak.
c.         Dalam menjalankan fungsi- fungsi kepemimpinannya, pada umumnya bertindak atas dasar pemikiran kebutuhan fisik para bawahannya sudah terpenuhi. Apabila sudah terpenuhi maka para bawahan akan mencurahkan perhatian pada pelaksanaan tugas yang menjadi tanggungjawabnya.
Orientasi kepemimpinan dengan gaya paternalistic ditujukan pada dua hal, yaitu penyelesaian tugas dan terpeliharanya hubungan baik dengan bawahannya sebagaimana seorang bapak akan selalu berusaha memelihara hubungan yang serasi dengan anak- anaknya.
Jenis kekuasaaan yang cenderung digunakan adalah kekuasaan seperti seorang bapak terhadap anaknya (kebapakan), yaitu kekuasaan panutan.

3.        Tipe Kharismatik:
Pemahaman yang lebih mendalam tentang kepemimpinan yang bersifat kharismatik menunjukkan bahwa sepanjang persepsi yang dimilikinya tentang keseimbangan antara pelaksanaan tugas dan pemeliharaan hubungan dengan para bawahan, seorang pemimpin kharismatik nampaknya memberikan penekannan pada dua hal tersebut, artinya ia berusaha agar tugas- tugas terselenggara dengan sebaik- baiknya dan sekaligus memberikan kesan bahwa pemeliharaan hubungan dengan para bawahan didasarkan pada relasional dan bukan orientasi kekuasaan.
Jenis kekuasaan yang cenderung digunakan adalah kekuasaan panutan.

4.        Tipe Laissez Faire:
Persepsi pimpinan yang Laissez Faire tentang pentingnya pemeliharaan keseimbangan antara orientasi pelaksanaan tugas dan orientasi pemeliharaan hubungan sering terlihat bahwa aksentuasi diberikan pada hubungan ketimbang pada penyelesaian tugas. Titik tolak pemikiran yang digunakan ialah bahwa jika dalam organisasi terdapat hubungan yang intim antara seorang pemimpin dengan para bawahannya, dengan sendirinya para bawahan itu akan terdorong kuat untuk menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan kepadanya secara bertanggungjawab. Masalahnya terletak pada persepsi pimpinan yang didasarkan pada asumsi- asumsi tertentu yang tidak sesuai dengan sifat dasar manusia.
Jenis kekuasaan yang cenderung digunakan adalah kekuasaan panutan dan kekuasaan imbalan jasa.

5.        Tipe Demokratik:
Pandangan yang dominan tentang tipe kepemimpinan yang demokratik yang dipandang paling ideal. Meskipun tidak ada jaminan bahwa organisasi akan berjalan mulus. Pada umumnya disadari bahwa ada biaya yang harus dipikul oleh organisasi dengan adanya kepemimpinan yang demokratik.
Ciri kepemimpinan yang demokratik dalam hal pengambilan keputusan tercermin pada tindakannya mengikut sertakan para bawahan dalam seluruh proses pengambilan keputusan. Pemeliharaan hubungan tipe demokratik biasanya memberikan penekanan kuat pada adanya hubungan yang serasi, dalam arti terpeliharanya keseimbangan antara hubungan yang formal dan informal. Seorang pemimpin yang demokratik cenderung memperlakukan para bawahannya sebagai rekan kerja, juga menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional. Jenis kekuasaan yang cenderung digunakan adalah kekuasaan sah dan kekuasaan keahlian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan Masukan dari pembaca sangat kami harapkan