TIPE – TIPE KEPEMIMPINAN
Suatu organisasi akan
berjalan dengan baik apabila telah menjalankan
komponen-komponen organisasi secara sistematis dan antara komponen
tersebut saling bekerjasama dan bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing, dimulai
dari pimpinan sampai kepada unsur anggota pendukungnya. Namun keberhasilan
sebuah organisasi ditentukan oleh seorang pemimpin yang akan membawa kearah
mana organissasi akan d bawa . Dalam organisasi polri pada khususnya Visi dan
Misi akan ditentukan oleh seorang pimpinan yang memiliki jiwa kepemimpinan
dimana kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga
mau melakukan hal-hal yang diinginkan pimpinan meskipun secara pribadi mungkin
tidak disenangi.
Tipe- tipe Kepemimpinan:
1.
Tipe
Otokratik:
Manajer tipe otokratik akan bertindak
sendiri dalam pengambilan keputusan dan para bawahannya hanya bertindak sebagai
pelaksana karena tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Hubungan dengan
bawahan biasanya menggunakan pendekatan formal berdasarkan kedudukan dan
statusnya. Seorang pemimpin yang bergaya otokratik biasanya berorientasi pada
kekuasaan, bukan berorientasi relasional. Dapat disimpulkan bahwa gaya otokratik bukan yang
didambakan oleh para bawahan dalam mengelola suatu organisasi karena unsur
manusia sering diabaikan.Jenis kekuasaan yang cenderung digunakan adalah
kekuasaan berdasarkan status atau kedudukan yaitu kekuasaan sah dan kekuasaan
paksaan.
2.
Tipe
Paternalistik:
Seorang pimpinan yang paternalistic
dalam menjalankan organisasi menunjukkan kecenderungan- kecenderungan sebagai
berikut:
a.
Dalam
hal pengambilan keputusan kecenderungannya ialah menggunakan cara pengambilan
keputusan sendiri, kemudian menjual kepada bawahannya tanpa melibatkan para
bawahan dalam pengambilan keputusan.
b.
Hubungan
dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak.
c.
Dalam
menjalankan fungsi- fungsi kepemimpinannya, pada umumnya bertindak atas dasar
pemikiran kebutuhan fisik para bawahannya sudah terpenuhi. Apabila sudah
terpenuhi maka para bawahan akan mencurahkan perhatian pada pelaksanaan tugas
yang menjadi tanggungjawabnya.
Orientasi kepemimpinan dengan gaya paternalistic
ditujukan pada dua hal, yaitu penyelesaian tugas dan terpeliharanya hubungan
baik dengan bawahannya sebagaimana seorang bapak akan selalu berusaha
memelihara hubungan yang serasi dengan anak- anaknya.
Jenis kekuasaaan yang cenderung
digunakan adalah kekuasaan seperti seorang bapak terhadap anaknya (kebapakan),
yaitu kekuasaan panutan.
3.
Tipe
Kharismatik:
Pemahaman yang lebih mendalam tentang
kepemimpinan yang bersifat kharismatik menunjukkan bahwa sepanjang persepsi
yang dimilikinya tentang keseimbangan antara pelaksanaan tugas dan pemeliharaan
hubungan dengan para bawahan, seorang pemimpin kharismatik nampaknya memberikan
penekannan pada dua hal tersebut, artinya ia berusaha agar tugas- tugas
terselenggara dengan sebaik- baiknya dan sekaligus memberikan kesan bahwa
pemeliharaan hubungan dengan para bawahan didasarkan pada relasional dan bukan
orientasi kekuasaan.
Jenis kekuasaan yang cenderung
digunakan adalah kekuasaan panutan.
4.
Tipe
Laissez Faire:
Persepsi pimpinan yang Laissez Faire
tentang pentingnya pemeliharaan keseimbangan antara orientasi pelaksanaan tugas
dan orientasi pemeliharaan hubungan sering terlihat bahwa aksentuasi diberikan
pada hubungan ketimbang pada penyelesaian tugas. Titik tolak pemikiran yang
digunakan ialah bahwa jika dalam organisasi terdapat hubungan yang intim antara
seorang pemimpin dengan para bawahannya, dengan sendirinya para bawahan itu
akan terdorong kuat untuk menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan kepadanya
secara bertanggungjawab. Masalahnya terletak pada persepsi pimpinan yang
didasarkan pada asumsi- asumsi tertentu yang tidak sesuai dengan sifat dasar
manusia.
Jenis kekuasaan yang cenderung
digunakan adalah kekuasaan panutan dan kekuasaan imbalan jasa.
5.
Tipe
Demokratik:
Pandangan yang dominan tentang tipe
kepemimpinan yang demokratik yang dipandang paling ideal. Meskipun tidak ada
jaminan bahwa organisasi akan berjalan mulus. Pada umumnya disadari bahwa ada
biaya yang harus dipikul oleh organisasi dengan adanya kepemimpinan yang
demokratik.
Ciri kepemimpinan yang demokratik
dalam hal pengambilan keputusan tercermin pada tindakannya mengikut sertakan
para bawahan dalam seluruh proses pengambilan keputusan. Pemeliharaan hubungan
tipe demokratik biasanya memberikan penekanan kuat pada adanya hubungan yang
serasi, dalam arti terpeliharanya keseimbangan antara hubungan yang formal dan
informal. Seorang pemimpin yang demokratik cenderung memperlakukan para bawahannya
sebagai rekan kerja, juga menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian
tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional. Jenis kekuasaan yang
cenderung digunakan adalah kekuasaan sah dan kekuasaan keahlian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran dan Masukan dari pembaca sangat kami harapkan